Kamis, 15 November 2007

Waspada Uang Muka dan Cicilan Murah

MEMILIKI, rumah merupakan idaman setiap orang. Terutama pasangan suami istri berusia muda dengan satu atau dua orang anak, bekerja dan memiliki pendapatan cukup namun tidak memiliki kemampuan untuk membeli tunai.

Jika selama ini masih tinggal di perumahan ‘’mertua indah’’, maka memiliki rumah sendiri menjadi obsesi untuk memulai hidup baru. Persoalannya memiliki rumah sendiri, ternyata gampang-gampang sulit. Ibarat mencari pasangan hidup, jika belum berjodoh maka mempunyai uang saja belum cukup untuk bisa memiliki rumah.

Mencari rumah yang cocok dengan selera kita, kemampuan keuangan dan lokasi yang sesuai dengan tempat kerja ternyata tidak semudah membalikkan tangan. Ada perumahan yang lokasinya dekat dengan tempat kerja, harganya cicilannya tidak terjangkau. Ada yang terjangkau dan lokasi dekat tempat kerja, ternyata rawan banjir atau sulit air dimusim kemarau. Nah, kalau sudah begini mau bagaimana lagi.

Ternyata jalan yang bisa ditempuh adalah trial and error, alias mengunjungi satu persatu komplek perumahan yang sedang dibangun, berdasarkan informasi dari brosur atau pameran perumahan. Dari sini kita bisa bertanya tentang apa saja mengenai komplek baru tersebut kepada mereka yang sedang bekerja, orang-orang yang sudah tinggal beberapa bulan disana.

Sambil ngobrol kita mendapatkan data primer yang jauh lebih akurat dan jujur dibandingkan dari pada kita bertanya kepada developer atau sales marketingnya. Pertanyaan yang klise namun perlu anda tanyakan apakah daerah ini bebas banjir ?, Bagaimana air tanahnya, bagaimana lampu penerangan jalan umum (PJU), bagaimana jalan-jalan lingkungannya, keamanan lingkungannya.

Sering terjebak

Calon pembeli seringkali terjebak dengan uang muka atau cicilan yang ringan, namun tidak memperhatikan lokasi rumahnya, keamanan, banjir, air tanah, PJU, jalan lingkungan. Mereka merasa mampu membayar uang muka dan cicilan bulanan terjangkau, langsung saja acc untuk akad kredit. Tapi ujung-ujungnya menyesal, karena setelah rumah dihuni beberapa waktu ternyata terkena banjir, atau PJU nya banyak yang mati, bahkan tidak sedikit jalan lingkungannya yang rusak atau belum terbangun seluruhnya.

Persoalan air bersih (air minum) juga penting, karena dengan air yang bersih dan dapat diminum membuat kita lebih betah untuk tinggal disana. Bayangkan saja jika air tanah (sesuai standar developer) sudah keluar karena pompa tangan dengan kedalaman 12 meter, namun ternyat aberwarna kuning dan berbau. Akibatnya kita harus mengebor ulang dan memanfaatkan jetpump pada kedalaman 40 meter. Ternyata airnya juga tidak bisa diminum dan harus menggunakan sarana penyaring air lagi (pengeluaran lagi).

Jadi dalam memilih rumah tempat tinggal, sebaiknya berhati-hati jangan terjebak pada iming-iming uang muka rumah dan cicilan terjankau (murah) saja, namun perhatikan juga hal-hal lainnya termasuk suku bunga yang diberikan oleh perbankan. Anda bisa saja menolak jika suku bunga bank terlalu tinggi dan mencari alternative bank lain untuk membiayai kredit anda. Jika developernya menolak, sebaiknya cari developer lain atau jangan tinggal di komplek tersebut.(ew)

erwin.winaldi@yahoo.co.id

0818 0952 9945

Tidak ada komentar: